“Ibu..
Ibu di mana? Ini sudah senja bu.. Ibu di mana?” jeritku lelaki remaja manja
yang menunggu kehadiran ibu di pojok gubuk tua nan reyot ini. Jam sudah
menunjukkan pukul 5 sore, tapi ibu belum juga datang dari mencari nafkah.
Sedari tadi, aku hanya duduk terpaku mendengar gerak jarum jam yang berdetak
penuh resah. Seperti apa yang kurasakan saat ini. Ingin sekali aku bertemu ibu.
Aku ingin minta maaf, tadi pagi aku sempat pergi keluar rumah tanpa
sepengetahuan ibu. Aku menyesal, aku tidak mau melihat ibu yang terakhir
kalinya tanpa senyum. Astaghfirullahhal’adzim.. kenapa aku berfikir seburuk
ini. Aku harus tenang.
Adzan maghrib sudah berkumandang.
Shalat dulu, agar jiwa ini sedikit lega. Akan kusisipkan doa untuk ibu
tersayang. Ibu, cepat pulang!
Selesai shalat maghrib, aku menuju
ruang depan. Masih resah menunggu bunda tersayang. Ibu masih belum datang. Ibu
di mana? Elok nian senyum sang rembulan masih setia menemaniku menanti
kehadiran bidadari di dunia. Bunda. Sudah hampir 45 menit aku duduk di sini.
Tapi, ibu tetap belum datang. Tuhan, jaga dia di sana.. Sayangi beliau Tuhan
seperti beliau menyayangi saya selama hidup ini. Amiin J
0 komentar:
Posting Komentar