About

Egik Yojana. I love My Mom. Mom, you are my everything. Love Mom more than everything. Ibu = Malaikat Dunia dan Akhirat :)

Senin, 08 April 2013

Perhatian Ibu Lebih Dari Perhatian Dia


Perhatian ibu lebih besar daripada perhatian dia. Itulah materi yang saya junjung kali ini. Saya mendapat inspirasi dari hal ini dari ibu saya sendiri. Dan cerita yang saya junjung kali ini adalah cerita yang benar – benar saya alami. Memang benar, perhatian yang dicurahkan dia (pujaan hati saya) masih jauh dari kategori perhatian ibu saya. Dan mulai saat itu, saya mulai paham, yang paling mengerti dan memahami saya bukanlah sahabat, teman, kekasih, bahkan musuh. Yang benar – benar paham tentang saya hanyalah ibu. Bahkan ibu mengerti hal tentang saya yang saya tidak pernah pahami.
            Sore itu, saya pulang agak larut karena ada ekstrakulikuler. Dan kejamnya lagi, saat saya turun dari bus keadaan sudah hujan deras. Tapi, saya belum sampai rumah. Saya masih sampai pasar dan untuk sampai rumah saya harus dijemput di pasar tersebut. Keadaan sore itu mistis. Hujan deras, langit gelap, ditambah suara petir yang sambar – menyambar. Untungnya, saat menunggu jemputan saya tidak sendiri. Banyak orang yang berteduh dari terpaan angin sore yang harusnya lembut menyapa menjadi garang penuh amarah.
            Sesampainya di rumah, saya segera mandi dan bersiap shalat maghrib. Saya belajar ditemani sosok wanita yang telah menemani saya hingga 14 tahun berada di dunia. Wanita itu akrab kusapa Mama. Wanita yang terlamapu sering menjawab pertanyaan dan kata – kata yang tak pernah henti tersirat dari mulut ini. Wanita yang terlampau sering mengelus lembut rambut dengan curahan do’a manis. Hanya Mama yang terlampau sering melakukan hal itu. Tak tertandingi.
            Hanya Mama yang paling setia mendengarkan segala curahan hati saya. Hanya Mama yang mampu menuntun saya keluar dari sebuah kegelapan masalah. Pertamanya saya bercerita tentang ‘ alergi ‘. Dan saya berkata “alergi itu yang gimana to, ma?” kudengar lantunan kata terurai lembut dari bibir manisnya dan berkata “alergi itu waktu kulitmu semua jadi merah”. “gatal nggak, ma?” pertanyaanku masih berlanjut. “ya, mana mama tau kan mama nggak pernah ngrasain. Harusnya kamu yang tau, soalnya yang pernah ngrasain itu kamu” jawab mama sabar. Aku kaget, “lho aku pernah alergi to, ma? Kapan? Alergi apa?” pertanyaanku kunjung memuncak. Mama tertawa kecil sambil menjawab “pernah. Dulu waktu masih kecil alergi sama antibiotik”. “masih kecil? Sama adek kecilan siapa?” mama menjawab “masih kecilan kamu, mata kamu waktu alergi itu merah dan semua kulitmu juga merah. Makanya, sekarang kalau ke dokter mama selalu pesen nggak usah pakai antibiotik” mama njawabnya sabar banget. J
            Saya salut, pengen nangsi rasanya. Mama hebat, paham banget tentang saya dan saya tidak terlalu paham tentang Mama. Mama hebat, mama tahu hal tentang saya yang saya sama sekali tidka paham. I LOVE YOU, MOM !! 

0 komentar:

Posting Komentar